Sajak Kekurangan
Oleh : EldoAccarja
Hari ini saatnya kita
mengenang sebuah perjuangan,
Meneriakkan isu untuk
perlawanan,
Hancur lebur bukanlah
harapan,
Tapi dititik ini aku
kehilangan kepercayaan,
Hidup bukan permainan,
Yang dimainkan aktor politis
dewa kekuasaan.
Bangsa ini kehilangan figur
kawan.
Kita harus punya kenangan
perlawanan.
Kini pemimpin dan perwakilan
dalam sebuah catatan darah.
Oposisi bukan aktifis koran,
Jantung bukan perebut keinginan.
Aku dan terkan bukan karna
uang,
Aku tertekan karna perasaan,
Tertekan karena pengetahuan,
Tertekan karna kehancuran,
bukan uang tapi rumah kita dihancurkan,
Hancur karena petinggi
keinginan.
Bukan aku yang pemakan
daging, tapi dia yang membusukkan.
Sejarah kenangan, atau
sejarah sebuah catatan bukan untuk disimpan,
Buang, tapi jangan korbankan
sejarah sebagai patokkan.
ini bukan santapan, lakukan,
bakar, siram, dan jangan kau korbankan.
Jangan kau bilang kami
tertekan karna uang,
Kami ditekan karna moral dan
keimman,
Kami tidak berbuat tapi kau
yang sedang melakukan.
Negaraku tak ber tuhan.
Koroupsi dan nepotisme tak
cukup baginya yang kurang.
Dia akan melakukan sekali
lagi kawan.
Aku akan nanti dengan dengan
tangisan.
Cepat berikan siapa yang akan
melakukan.
Jangan tunggu aku untuk
bicara.
Karena kecewaan, jangan
nantikan aku, aku akan katakan padangnya
lebih baik kau turun,
Kosongkan tempatku, yang kau curi dengan muslihatmu,
Pergilah kau sebelum
kepercayaan berubah menjadi api,
Aku ingatkan kau, karna kau
masih saudara,
Karna kau manusia, aku bisa
berkata, karena aku juga manusia.
Bukik karimuntiang,27 oktober
2011
=================================================================
Lilin malam
Oleh : Eldo Accarja
Bius pemimpin lenteran padam
seketika.
Sejuta juang, dalam tusukan
maut
Tahta wibawa tak bersalah
Tanpak jelas
Karenan ciuman gadis itu
meyakinkanku
Aku dan kucing hitam
Aku dan tikus kelaparan
Aku dan gajah haus
Aku dan jas hitam
Aku dan dia terpisah dibalik
tembok penjajah.
Kaji, teliti azaz para koroup
idaman,
Mereka bukan setan,
Tetapi sial petaka, warisan
darah misi.
Pesanan kupon tanpa catatan,
Ikrar sumpah,
Sumpah siluman berdarah segar
dalam nyanyian bunian,
Sumpah tinggal sumpah, janji
tinggal janji.
Aku berteriak dalam buaian
sajak tanpa perjuangan.
Aku mengeluh karena
kelaparang
Kehausan, kebodohan, karena
kecerdasan menjadi senjata tajam para penyandang badan
Bukik Karimuntiang, 15 Oktober 2011
=================================================================
DALAM LAKNAT GARUDA
Oleh : EldoAccarja
Sajak yang hilang, ketika
sorak-sorai diteriakkan kaum anak dagang.
Hingarnya bukan sekedar
arangan, ia lahir dari sebuah perjanjian intan, uang, emas dan perak.
Seseorang yang mengharapkan adanya
tahta, uang, dan wanita,
Aku terlihat telanjang, nadi tanganku
luka kerkoyak
Gemuruh seruan dari Laut, bersiurlah
angin dari hutan, yang meneriakkan dilemma kecurangan seorang gundik,
Hidup mahasiswa,,,, Hidup
rakyat,,, Merdeka,,.
Dan ujung-ujungnya kau sebut
juga nama tuhankau,
Kau besarkan tuhanku didepan
para setan,
Setanpun tertawa,, riang dan
gembira.
Kini engkau mahasiswa Bukan
para tajir sahwat,,,
Katakanlah kepadanya,
Kini setan sudah kecewa
karena bagianya kau rampas,
Memintalah setan pada
tuhannya, tuhanyapun mengabulkan doa- doanya
Nyatalah bahwa kini hidupmu haram
didalam hukum-hukum bai-at
Nyanyian ini sebuah wasiat dari
orang-orang yang baru bertaubat,
Sebuah nasihat dari orang-orang
yang bosan hidup berkalwat,
Tau dirilah bahwa hidupmu dalam
baying-bayangan laknat.
Janjimu adalah korek telinga
buaya sesat,
Fotomu tancapan pisau
gorengan babi.
Lebih baik tempat itu tidak
ada,
Dari pada hidupmu gugat
menggugat yang tak bermatabat.
Lereang Tabiang, 28 Oktober 2011
=================================================================
Binasa Tinggal IKA
Oleh : Eldo Accarja
Tujuh turunan generasi kraton
Dua transisi, tiga penganianyaan
Satu tarik, satu buang.
Hidup puluhan, mati ancaman,
Aku hidup dalam suatu kesatuan,
Satu tubuh lima kepala,
Satu bahasa lima makna
Satu kata lima cara
Satu raba lima jasa
Satu tahta lima dada
Satu nama
lima warna
Satu derita lima siksa
Bersabarlah…
Akan kucarikan sebuah nama,
Ini bukan gara-gara, ini adalah tanda jasa,
Sebuah cara yang pantas untuk mereka.
Jangan menangis jangan ragu, apa lagi bimbang, Itu
sama saja.
Lebih baik berikan apa yang kau punya.
Aku yakin mereka pasti suka.
Karamuntiang, 26 Oktober 2011
=================================================================
Kerajaan Lambung
Oleh : Eldo Accarja
Dada penuh,Perut besar.
Mata hitam, kantong lebar.
Lidah mahar jalan luar.
Tukar dulu!
Ini bukan pemberian Wishnu delapan puluh sembilan
bulu.
Bukan ajal pemburu yang ragu,
Disana ada
Negara lambung, kerajaan diatas lumbung berisi.
Siapa sangka…
Keinginan dan pengorbanan tersirat dalam kesenian.
Dia bukan gajah lapar, bukan harimau liar, mereka adalah
seniman.
Ada uang dalam peran, ada ikan dalam kolam.
Aku dan korban bukan mayat berjalan.
Kami tahu dengan pilihan,,
Kami lihat, kami rasakan ternya ada yang kurang.
Namun pedang harus ditancapkan.
Karamuntiang, 25 Oktober 2011
Bukan Permainan
Oleh : Eldo Accarja
Jangan adili kami dengan cengkokmu yang asin
Berikanlah sewajarnya, bukan sekedar hitungan,
Apalagi perkalian,
Cukup adili saja kami dengan jawaban.
Salah dan benar tergantung pilihan tangan
Kami bukan sipemakan garam,
Ayo berikan,
Mana?
Aku ingin meihatmu berpakaian seragam,
Bukan dalam tontonan.
Ini bukan hayalan, juga bukan rumusan nilai pengorbanan,
Aku bukan pahlawan, aku bukan sastrawan.
Aku juga bukan orang awam, aku bukan teman dari nasib yang
terbuaang,
Berikan aku sebotol minuman
Maka akanku siram semua pertanyaan
Untuk pembuktian tingkat kecurangan, kriminalitas dan peerkosaan
Inilah laporan dari bilik perwakilan.
Karamuntiang, 25 Oktober 2011
===============================================================
Politik Sam
pah
Oleh: Eldo Accarja
Mulutmu
berbusa, jawaban terbenam dalam jeratan kata.
Nada
demi kata, Kata demi nada kau ucapkan dengan lantang,
Dahulu
dan sekarang bukan sebuah kesamaan lawan.
Aku
dan kesetian akan tetap berazam demi terbentuknya alif lam,
Sekarang
kami diterjerat dalam sampah jaman keraguan
Sumpah
demi sampah, sampah demi sumpah telahku kenang,
Jangan
kau ulang, kami tidak suka dengan kaset bajakan,
Yang
membuat kami buta, pekak dan salah jalan adalah , bunyi, bentuk, dan nyayian yang membuat pikiran kami nggak
karuan.
kami
bosan dengan nadamu yang ketinggian.
Kami
bosan dengan tampangmu yang bajakan
Kami
bosan dengan suaramu yang menyesatkan
kami
tahu, kamu tau., kami malu, kamu begitu.
Lebih
baik jangan kamu lebarkan
kami
butuh kepastian, butuh keterangan, butuh ketenangan
tak
sekedar sorak-sorai pedang yang tajam,, pedang yang tak mampu kami angkat, kami muliakan, tak
mampu kami.
Balikan
hak kami, jangan alas an lagi
Sebab
alasan bukan symbol kesetiaan,
Keadilan
bukan untuk kamu yang kesurupan keadilan untuk kami yang tidur dijalanan.
Adil
bukan Karena kurang, adil adalah pembenaran tuhan.
Kamipun
telah berdo’a kepada nya
Bahwa
Kami tak mau dipimpin oleh tante zaman,
Yang
mau berjuang denga kesenangan.
Bukik
karimuntiang,
30 Oktober 2011
=================================================================
PENGADUAN
Oleh : Eldo Accarja
Bagaimana mungkin tuhan jatuh cinta dengan negeri iniKarena memang negeri inipun tak memberi kelayakan KepadaNya
Tuhan,, Inginku sampaikan hasrat ini kepada raja, tapi rajapun sibuk dengan urusan lambungnya
Kepada siapa,,, kepada buayakah, atau kepada tikus aku merayu.
Ampunilah dosa ini tuhanku, salah negri ini dosa besar dalam catatanmu, dosa bagiku, dosa bagi yang tau.
Tuhan tolonglah aku,,,
Akankah aku berteriak
Maunusia tetaplah manusia, manusia bukanlah setan, bukan tuhan,
Tuhan penciptanya pencipta segalanya.
wahai yang mengaku raja-raja manusia jangan aiarkan kami lagi,
Kamu bukanlah dewa,
Bukan pencipta siang diantara dua malam, bukan pahlawan,
Kamu dan pengorbananmu tidak jauh dari ikatan lambung zinamu,
Buah dari wanita malam,
Karimuntiang, 31 Oktober 2011
Tuhan,, Inginku sampaikan hasrat ini kepada raja, tapi rajapun sibuk dengan urusan lambungnya
Kepada siapa,,, kepada buayakah, atau kepada tikus aku merayu.
Ampunilah dosa ini tuhanku, salah negri ini dosa besar dalam catatanmu, dosa bagiku, dosa bagi yang tau.
Tuhan tolonglah aku,,,
Akankah aku berteriak
Maunusia tetaplah manusia, manusia bukanlah setan, bukan tuhan,
Tuhan penciptanya pencipta segalanya.
wahai yang mengaku raja-raja manusia jangan aiarkan kami lagi,
Kamu bukanlah dewa,
Bukan pencipta siang diantara dua malam, bukan pahlawan,
Kamu dan pengorbananmu tidak jauh dari ikatan lambung zinamu,
Buah dari wanita malam,
Karimuntiang, 31 Oktober 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar